Risiko bisnis bagi sebuah perusahaan bisa datang dari mana saja, internal, eksternal termasuk dari dunia siber. Saat ini, banyak pelaku usaha yang membeli produk asuransi demi melindungi aset-aset perusahaan dalam bentuk aset dan/atau fisik saja. Karena ternyata banyak pelaku usaha yang belum menyadari pentingnya melindungi aset yang mereka miliki dalam bentuk digital.
Bisnis saat ini mengandalkan teknologi internet untuk berbagai layanan seperti pemasaran online, fungsi administrasi, manajemen inventaris, pemrosesan transaksi finansial secara online, dan kontrol distribusi.
Hacker bukanlah satu-satunya ancaman, data bisa diretas dari berbagai cara mulai dari USB hingga masuk melaui surel (email). Setiap karyawan yang bekerja dan berhubungan dengan internet memiliki risiko yang sama besarnya. Misalnya, ada karyawan yang membuka email palsu dari hacker secara tidak sengaja. Tindakan ini berpotensi membuka jalan bagi virus untuk masuk ke sistem keamanan data perusahaan.
Berbagai kasus peretasan hingga pencurian data telah dialami oleh banyak perusahaan yang berakibat mengalami kerugian finansial karena harus mengeluarkan dana yang tidak sedikit. Sebagai contoh, jika perusahaan Anda terkena serangan Ransomware, maka bukan hanya biaya pengeluaran untuk membayar ransom saja yang harus dikeluarkan, namun ada beberapa potensi pengeluaran biaya tak terduga dan/atau kerugian lainnya, seperti crisis management untuk pemulihan reputasi nama baik perusahaan dan kepercayaan konsumen, serta dapat muncul kemungkinan biaya tuntutan hukum yang mahal dari pihak ketiga, termasuk kebutuhan ahli investigasi teknologi informasi yang jumlahnya masih sedikit di Indonesia.
Perlindungan data dan keamanan cyber dapat menjadi tantangan bagi perusahaan, baik besar maupun kecil. Melakukan manajemen risiko cyber lebih dari hanya sekedar menjaga keamanan sistem informasi dan teknologi, namun juga menyangkut manajemen risiko terhadap karyawan. Dengan demikian, sudah saatnya pelaku bisnis di Indonesia menyadari betapa pentingnya mengelola keamanan dunia siber.
Tindakan perlindungan yang efektif terhadap risiko cyber adalah memiliki polis asuransi cyber .untuk meminimalisir risiko terhadap kerugian secara finansial. Berbeda dengan asuransi pada umumnya yang menawarkan proteksi terhadap aset maupun jiwa tertanggung, produk asuransi siber memiliki beberapa bentuk perlindungan berupa:
- Cyber Business Interruption (Gangguan Bisnis Dunia Maya)
- Repair of Reputation (Perbaikan Reputasi)
- Cyber Extortion (Pemerasan Siber)
- Data Asset Restoration (Pemulihan Aset Data)
- Data Liability (Tanggung Gugat Data)
- Defense Costs (Biaya-biaya Pembelaan).
Untuk dapat memilih jenis Asuransi Cyber yang tepat, para pelaku bisnis dapat menggunakan bantuan perusahaan konsultan manajemen risiko dan broker asuransi, misalnya Marsh Indonesia. Tim di Marsh memiliki pengalaman dalam menilai dan melakukan analisa untuk meminimalisir risiko kerusakan dan kerugian perusahaan jika terkena serangan cyber dan penyusupan data, memberikan metode pencegahan dan penanggulangan, serta simulasi skenario terburuk. Jasa dan solusi yang dapat diberikan diantaranya adalah Cyber Insurance, Cyber Risk Modelling dan Cyber Risk Complication, dan Cyber Security Services.